Etika Pandita
Etika Pandita merupakan sikap batin dari Pandita yang harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi contoh tauladan, dan memiliki kharisma dalam membina umat untuk meningkatkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama Buddha yang bersumber pada Kitab Suci Tipitaka Pali.
- Saya berupaya untuk melaksanakan secara penuh, Pancasila agama Buddha dalam kehidupan sehari-hari.
- Saya selalu memperlakukan sesama Pandita sebagai saudara kandung saya sendiri.
- Saya selalu menghormati Pandita yang lebih senior dalam kepanditaan, tanpa memandang jenjang kepanditaan.
- Saya selalu memperlakukan Bhikkhu dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan Sigalovada Sutta.
- Saya selalu memperhatikan dengan seksama, teguran atau peringatan yang disampaikan oleh Bhikkhu atau pandita yang lainnya, dalam rangka memperbaiki diri atas kekeliruan yang mungkin dilakukan.
- Saya berusaha untuk mempelajari dan menghayati Buddha Dhamma secara lebih mendalam.
- Saya selalu memperlakukan umat dengan baik, ramah, dan sopan tanpa memandang status sosial, kedudukan, atau materi.
- Saya selalu berbusana rapi dan sopan, sesuai dengan jabatannya sebagai Pandita.
- Saya berupaya mengendalikan diri dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan agar selalu sesuai dengan Buddha Dhamma.
- Saya berupaya melaksanakan kewajiban saya sebagai Pandita dengan serasi, selaras, dan seimbang antara pribadi, keluarga, dan tanggung jawab sosial dalam masyarakat.
- Saya tidak akan melakukan tindakan atau mengeluarkan perkataan yang dapat mengganggu kerukunan beragama.
- Saya tidak akan mengeluarkan perkataan atau melakukan perbuatan, yang tidak menyenangkan terhadap Bhikkhu, sesama Pandita, maupun terhadap umat.
- Saya tidak akan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma sopan santun, tertawa keras, menggoyang-goyangkan badan/anggota badan, atau bertolak pinggang di tempat umum.
- Saya tidak akan menyebarluaskan keburukan-keburukan sesama pembina umat Buddha di depan umum, melainkan akan berupaya sebagai kalyana-mitta untuk mengingatkan yang bersangkutan dari kekeliruan yang mungkin telah dilakukannya.
- Saya tidak akan memberi khotbah Dhamma kepada orang yang sedang memegang senjata.
- Saya tidak akan memberi khotbah Dhamma di atas tempat duduk yang lebih rendah dari para pendengar.
- Saya tidak akan menjalani kehidupan yang bertentangan dengan Samma Ajiva.